ARTICLE AD BOX
Bendungan Jragung penopang swasembada pangan di Jateng.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Kementerian Pekerjaan Umum mengumumkan bahwa pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, diharapkan selesai pada September 2026. Bendungan ini diharapkan dapat mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa Bendungan Jragung akan menjadi penopang utama Daerah Irigasi Jragung seluas 4.053 hektare dan membuka tambahan lahan potensial seluas 473 hektare. Dengan target selesai pada 2026, bendungan ini diharapkan dapat mengairi sekitar 4.500 hektare lahan pertanian pada tahun 2027, meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 200 persen menjadi 300 persen.
Pembangunan yang dimulai pada Oktober 2020 ini telah mencapai 88 persen. Bendungan Jragung, yang terletak di sisi hulu Sungai Jragung, memiliki kapasitas tampung 90 juta m³ dan luas genangan 451 hektare. Bendungan ini berpotensi menyuplai air bagi 4.528 hektare lahan pertanian di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak.
Fungsi dan Manfaat Bendungan Jragung
Bendungan multifungsi ini tidak hanya berperan dalam irigasi pertanian, tetapi juga berfungsi menyediakan air baku sebanyak 1.000 liter per detik untuk Kota Semarang, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Demak. Selain itu, bendungan ini dapat mereduksi banjir hingga 45 persen dan menjadi sumber energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 90 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 1,4 MW.
Kehadiran Bendungan Jragung juga membuka peluang ekonomi baru, khususnya di sektor pariwisata. Warung-warung yang memanfaatkan pemandangan bendungan kini menjadi penggerak ekonomi lokal. Infrastruktur ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan, ketersediaan air bersih, pengendalian banjir, dan pengembangan ekonomi lokal sesuai dengan visi swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi rakyat.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara