ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Semarang Berbicara mengenai alat kontrasepsi atau KB (keluarga berencana) di masyarakat masih identik hal tersebut urusan perempuan. Padahal, pria atau suami juga punya tanggung jawab yang sama dalam KB.
Hal itu seperti disampaikan Ketua Tim Kerja Provider KB Pria Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, Raymon Nadeak saat berada di Semarang, Jawa Tengah pada Selasa, 14 Oktober 2025.
"Masyarakat masih menganggap KB pria itu adalah hal yang tabu. Bahwa KB itu urusan perempuan, itu salah satu resistensinya," kata Raymon mengutip Antara.
Terkait KB pada pria, banyak yang belum mengetahui mengenai vasektomi. Mulai dari metode, cara kerja hingga keunggulannya.
Hal tersebut membuat angka vasektomi di Indonesia masih 0,16 persen berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2024. Lalu, cuma 2,45 persen pria yang menggunakan kondom.
Guna meningkatkan partisipasi pria dalam KB, Raymon mengatakan perlu ada tiga aspek yang diperbaiki.
"Jadi, kalau dianalisis itu ada tiga yang kita harus perbaiki, yang pertama, dari sisi permintaan atau kebutuhan masyarakatnya, kemudian sisi pasokannya, artinya pemberi layanan dan tata kelolanya. Jadi, soal permintaan atau demand ini banyak resistensi di masyarakat, mitos-mitos, kemudian penolakan-penolakan dari tokoh agama misalnya," ujar dia.