ARTICLE AD BOX

NGANGGUNG menjadi tradisi yang dilestarikan masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kali ini Perayaan Maulid Nabi Muhammad di rayakan masyarakat dengan nganggung seribu dulang di kelurahan Tua Nunu Pangkalpinang.
Kegiatan ini sebuah tradisi turun-temurun yang sarat makna kebersamaan, gotong royong dan syiar islam. Uniknya tradisi ini, ribuan warga membawa dulang atau wadah yang di tutup tudung saji berwana merah,kuning dan hijau diatas bahunya.
Dulang berisikan beraneka hidangan khas daerah di bawa menuju masjid untuk di santap bersama-sama. Namun di awali dengan salawat dan tausiah.
Tradisi ini tidak hanya menjadi momentum silaturahmi, tetapi juga wujud rasa syukur masyarakat atas kelahiran Nabi Muhammad saw.
Ahmad Alvian, sejarawan Provinsi Bangka Belitung mengatakan nganggung merupakan tradisi atau budaya Babel yang dilaksanakan secara turun temurun.
"Nganggung ini bahasa Bangka artinya membawa sesuatu dengan cara di pikul di pundak," kata Alvian.
Ia menyebutkan ada dua sarana khas Babel, selalu di gunakan saat nganggung, pertama Dulang dan kedua tudung Saji.
"Dulang ini wadah berbentuk oingkaran untuk mengisi bermacam hidangan dan buah-buahan, sedangkan tudung saji adalah tutupnya yang di hiasi warna hijau, kuning dan merah," jelasnya.
Tadisi nganggung sendiri telah lama menjadi ikon budaya bangka belitung, bahkan sering menarik perhatian wisatawan.
"Tradisi ini tidak hanya menghadirkan nuansa religius, tetapi juga memperkokoh persatuan dan harmoni di tengah masyarakat," imbuhnya.
Ia menambahkan tradisi ngangung ini tidak hanya di laksanakan di satu tempat melainkan hampir meratas di seluruh provinsi bangka belitung.(H-2)