ARTICLE AD BOX
MANADO - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Utara (Sulut) akhirnya angkat suara terkait video viral sejumlah warga asal Minahasa yang minta dipulangkan dari Kamboja, karena kini mereka diperlakukan tidak manusiawi di sana.
Kepala BP3MI Sulut, Syachrul Afriyadi, melalui Pengantar Kerja Ahli Pertama, Jordy Subekti, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari keluarga tiga orang warga yang muncul dalam video tersebut.
“Sudah ada keluarga dari tiga orang dalam video itu yang datang melapor ke kantor. Mereka berharap pemerintah dapat membantu proses pemulangan keluarganya dari Kamboja,” ujar Jordy, Kamis (16/10).
Menurut keterangan keluarga, para pekerja tersebut berangkat ke Kamboja karena menerima tawaran pekerjaan sebagai admin. Namun, belakangan diketahui bahwa pekerjaan yang dijanjikan tidak sesuai, sehingga mereka meminta untuk dipulangkan.
Jordy menambahkan, proses pemulangan warga bukanlah hal yang mudah karena melibatkan banyak pihak dan prosedur lintas negara.
“BP3MI hanya dapat melakukan koordinasi dengan KBRI. Setelah itu, KBRI akan menelusuri keberadaan para pekerja melalui perusahaan tempat mereka bekerja dan melakukan proses negosiasi. Biasanya, pemulangan dilakukan dengan biaya pribadi,” katanya.
Sebelumnya, video warga asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) yang meminta bantuan pemerintah untuk memulangkan mereka yang kini terjebak di Kamboja, viral di media sosial. Mereka mengaku kini dianiaya dan diperlakukan tidak manusiawi.
Dalam video yang beredar, ada sembilan orang yang berdiri menghadap kamera. Ada satu lagi tapi sedang rebahan di ranjang atas di ruangan tempat mereka merekam video.
Lalu, mereka mulai menjelaskan jika mereka ingin pulang dari Kamboja. Mereka berharap bisa ke luar dari tempat itu dan mendapatkan bantuan untuk bebas.
Tak hanya itu, mereka menyebutkan alasan mereka ingin pulang karena diperlakukan tak manusiawi, mulai dari terus dipaksa untuk kerja tanpa istirahat, tak bisa ke luar dari tempat yang disediakan hingga alami kekerasan fisik.
"Torang so suka mo pulang. Torang pe jam kerja sini so nda sesuai dengan yang pertama. Deng torang di sini kalau so abis kontrak, dorang so nda mo se pulang. Kong so bermain fisik le di sini (Kami sudah suka mau pulang. Jam kerja kami di sini sudah tidak sesuai dengan yang pertama. Dengan kami di sini, kalau udah habis kontrak, mereka sudah tidak kasih untuk pulang. Mereka juga bermain fisik di sini)," kata para Pekerja Migran Ilegal ini.