ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Gema duduk di bangku, berusaha tetap tersenyum meskipun jelas-jelas wajah Flavio terlihat serius. Flavio akhirnya mengeluarkan sebuah surat. “Gem, ini dari Kiara. Dia nitipin ke gue. Gue harus kasih ini ke lo,” ucap Flavio sambil menyerahkan surat itu.
Gema menatap Flavio, matanya mulai berkaca-kaca. “Kenapa dia nggak kasih langsung aja?” tanyanya lirih.
Sementara itu, Fattah terlihat hendak keluar rumah. Tapi belum sempat melangkah jauh, pintu depan terbuka. Jordan masuk lebih dulu, disusul oleh Aqeela, Raisa, dan Zara. Jordan menepuk bahu Fattah dan berbisik, dan menyebut dia mendapat saingan.
Fattah langsung menoleh ke arah Zara, jelas terkejut.
Aqeela, seperti biasa, masuk paling depan dengan gayanya yang heboh. Fattah hanya menatap Zara tajam.
Kini mereka berdua—Fattah dan Zara—berada di ruangan yang sama. Fattah mulai bicara, “Dia muncul di sekolah, nongol di jalan, dan sekarang tiba-tiba ada di depan ruko. Kamu masih mau bilang itu cuma kebetulan?”
Zara mulai terlihat kesal, pipinya memerah. “Sekarang kamu malah nyalahin aku? Kayak aku yang undang dia masuk ke hidup aku?”