ARTICLE AD BOX
Jakarta (ANTARA) - Banyak generasi Z kini bergeser ke gaya hidup slow living, sebuah pendekatan hidup yang menekankan kesadaran, keseimbangan, serta kualitas dalam aktivitas sehari-hari. Perubahan ini muncul sebagai respons terhadap tekanan hidup yang semakin tinggi di tengah tuntutan produktivitas yang serba cepat.
Gaya hidup ini tidak hanya membantu menghindari burnout, tetapi juga memungkinkan mereka menikmati proses, mengatur prioritas, dan menjaga kesehatan mental. Dengan demikian, produktivitas tetap terjaga tanpa harus mengorbankan ketenangan hidup. Berikut tujuh strategi utama yang bisa diterapkan:
1. Jalani satu aktivitas pada satu waktu
Multitasking sering membuat energi cepat terkuras dan hasil kerja kurang optimal. Gen Z mendorong fokus pada satu tugas pada satu waktu agar kualitas lebih maksimal dan kecemasan berkurang.
2. Batasi penggunaan gadget dan media sosial
Terlalu sering menggunakan gadget atau scroll media sosial bisa mengganggu fokus. Mengatur waktu khusus untuk mengecek media sosial membantu tetap produktif tanpa distraksi.
Baca juga: Gaya hidup sehat mampu turunkan risiko alzheimer dan demensia
3. Bangun rutinitas pagi yang tenang
Memulai hari dengan kegiatan sederhana seperti journaling, membaca, atau menikmati sarapan santai membantu menjaga suasana hati dan fokus sepanjang hari.
4. Praktikkan mindfulness atau kehadiran penuh
Menghadirkan mindfulness dalam aktivitas, misalnya lewat meditasi singkat atau menikmati secangkir kopi dengan sepenuh hati, membantu menurunkan stres dan meningkatkan konsentrasi.
5. Buat To Do List yang realistis dan prioritaskan Quality over Quantity
Alih-alih menuliskan daftar tugas panjang tanpa akhir, lebih bijak membuat rencana harian yang realistis dan fokus pada beberapa tugas penting saja.
6. Selingi dengan istirahat disengaja (Micro breaks)
Teknik seperti Pomodoro, kerja 25 menit lalu istirahat 5 menit, atau jeda ringan untuk stretching dan re-napas membantu menjaga energi tetap stabil.
7. Kelola batasan digital dan manajemen waktu yang efisien
Mengatur waktu tanpa layar sebelum tidur dan setelah bangun, serta menerapkan time blocking untuk membagi waktu secara terstruktur, membantu mengurangi kelelahan mental.
Baca juga: Bayam miliki manfaat perpanjang usia hingga lindungi otak
Dampak positif gaya hidup slow living untuk Gen Z
1. Produktivitas berkelanjutan
Slow living mengedepankan hasil berkualitas, fokus, istirahat cukup, dan kesadaran penuh dalam setiap langkah sehingga produktivitas tetap terjaga dalam jangka panjang.
2. Penurunan risiko burnout
Dengan mengenali batas diri dan menghargai istirahat, gaya hidup ini membantu mencegah kelelahan fisik dan mental yang berakibat pada burnout.
3. Prioritas pada kesehatan mental
Generasi Z kini lebih terbuka mengambil mental health days atau waktu istirahat tanpa merasa bersalah, sebagai bagian dari menjaga keseimbangan hidup.
Dengan demikian, slow living bukan tanda kemalasan, melainkan strategi produktivitas pintar. Fokus lebih dalam, istirahat lebih bijak, dan hasil lebih bermakna. Dengan mengadopsi tujuh tips di atas, Gen Z bisa menjaga energi, kesehatan mental, dan performa optimal tanpa risiko burnout.
Baca juga: Nutrisi yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri baik usus
Baca juga: 7 gaya hidup ramah lingkungan ala gen Z
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.