ARTICLE AD BOX
Jakarta (ANTARA) - Di tengah derasnya arus informasi dan interaksi tanpa batas di dunia maya, generasi Z tumbuh sebagai kelompok yang paling dekat dengan teknologi digital. Meski menawarkan kemudahan dan konektivitas, dunia digital juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi kesehatan mental.
Tekanan sosial media, tuntutan produktivitas, hingga fenomena fear of missing out (FOMO) kerap membuat Gen Z rentan mengalami stres dan kecemasan. Lalu, bagaimana generasi ini dapat menjaga kesehatan mental agar tetap seimbang di tengah era digital yang serba cepat?
Berikut ini ulasannya selengkapnya mengenai cara gen Z menjaga kesehatan mental di era digital, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Cara gen Z menjaga kesehatan mental di era digital
1. Meningkatkan edukasi dan literasi kesehatan mental
Langkah awal yang banyak dilakukan Gen Z adalah membekali diri dengan pengetahuan seputar kesehatan mental. Informasi dari media sosial, podcast, hingga platform edukasi digital membantu mereka memahami isu ini lebih dalam.
Tak sedikit pula sekolah dan kampus yang sudah memasukkan materi kesehatan mental dalam program pembelajaran, sehingga siswa terbiasa mengenali pentingnya menjaga keseimbangan pikiran dan emosi sejak dini.
Baca juga: Tren karier masa kini yang banyak digemari gen Z
2. Memanfaatkan teknologi untuk menunjang kesehatan mental
Bagi Gen Z, teknologi bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat untuk merawat diri. Aplikasi seperti Headspace, Calm, dan Moodfit menyediakan panduan meditasi, latihan pernapasan, sampai fitur untuk memantau suasana hati dan kualitas tidur.
Kehadiran layanan konseling online serta telemedicine juga memberi kemudahan, karena mereka bisa berkonsultasi dengan tenaga profesional kapan pun tanpa harus datang langsung ke klinik.
3. Lebih terbuka membicarakan kondisi mental
Generasi ini juga mulai berani membuka percakapan seputar kesehatan mental, baik di lingkungan pertemanan maupun media sosial. Sikap terbuka tersebut bukan hanya membantu melegakan perasaan pribadi, tetapi juga mematahkan stigma bahwa masalah mental harus disembunyikan. Semakin banyak yang berani berbagi cerita, semakin besar pula kemungkinan orang lain untuk mencari pertolongan dan penanganan yang tepat.
4. Menyempatkan diri untuk aktivitas yang membahagiakan
Kesehatan mental juga dirawat dengan cara sederhana, yakni dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Olahraga, menekuni hobi, atau menghabiskan waktu bersama orang terdekat bisa menjadi pelepas penat. Aktivitas ringan ini efektif membantu mengurangi stres sekaligus menjaga energi positif tetap terjaga.
Baca juga: Cara cerdas atur uang sejak dini agar punya tabungan di masa depan
5. Menguatkan untuk beribadah
Bagi sebagian orang, meluangkan waktu untuk beribadah atau aktivitas spiritual lainnya terbukti menenangkan. Ketenangan batin yang lahir dari doa dan ibadah rutin mampu mengurangi rasa cemas serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
6. Menjaga tubuh tetap aktif
Meski dikenal akrab dengan dunia digital, banyak Gen Z yang sadar bahwa tubuh sehat berpengaruh pada pikiran yang sehat. Mereka memilih tetap aktif melalui olahraga seperti yoga, workout online, hingga olahraga ekstrim. Berbagai aplikasi kebugaran yang menyediakan pengingat dan tantangan rutin turut membantu menjaga konsistensi.
7. Bijak mengelola media sosial
Gen Z kerap selektif dalam memilih akun yang mereka ikuti. Mereka lebih memilih konten yang inspiratif dan memberi energi positif, serta menjauhkan diri dari akun yang memicu perbandingan sosial atau menyebarkan hal negatif.
8. Berbagi cerita dan mendiskusikan perasaan
Berbicara dengan teman dekat atau keluarga tentang perasaan yang mengganjal terbukti membantu meringankan beban pikiran. Diskusi ini tidak hanya memberikan kelegaan, tetapi juga membuka ruang untuk mendapatkan perspektif baru yang lebih segar.
Baca juga: 8 hobi ala Gen Z yang berpotensi hasilkan uang jajan harian
Baca juga: 7 tips produktif tanpa burnout ala Gen Z dengan gaya slow living
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.