ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan luas panen padi pada Juli 2025 sebesar 0,94 juta hektare, mengalami kenaikan sebesar 0,23 juta hektare atau 33,20% dibandingkan luas panen padi di Juli 2024 yang sebesar 0,70 juta hektare.
Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Pudji Ismartini mengatakan data ini berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Juli 2025.
"Ini merupakan hasil pendataan yang kita peroleh inilah faktor utama yang mendorong gabah kering panen meningkat di Juli 2025," kata Pudji dalam paparan hasil rilis BPS, Senin (1/9/2025).
Sementara itu, potensi luas panen padi pada Agustus-Oktober 2025 diperkirakan sebesar 3,02 juta hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada bulan Januari-Oktober 2025 diperkirakan sebesar 10,22 juta hektare, atau mengalami peningkatan sekitar 1,09 juta hektare (11,90%) dibandingkan luas panen padi pada bulan Januari-Oktober 2024 yang sebesar 9,13 juta hektare.
Produksi padi di Indonesia pada bulan Juli 2025 diperkirakan sebanyak 5,78 juta ton Gabah Kering Panen (GKP), atau mengalami kenaikan sebanyak 1,51 juta ton GKP (35,41 persen) dibandingkan Juli 2024 yang sebanyak 4,26 juta ton GKP.
"Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA Juli 2025, potensi produksi padi sepanjang Agustus-Oktober 2025 sebanyak 18,86 juta ton GKP," kata Pudji.
Dengan demikian, total produksi padi pada bulan Januari-Oktober 2025 diperkirakan sebanyak 64,38 juta ton GKP, mengalami peningkatan sebanyak 6,98 juta ton GKP (12,16%) dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang sebanyak 57,40 juta ton GKP.
Tiga provinsi dengan total produksi padi (GKP) tertinggi pada bulan Januari-Oktober 2025 adalah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Sementara itu, tiga provinsi dengan produksi padi (GKP) terendah yaitu Kepulauan Riau, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Luas Panen Jagung Merosot, Produksi Berisiko Turun Mei-Juli 2024