ARTICLE AD BOX
Penyanyi Monita Tahalea menceritakan awal mula dirinya terlibat dalam film Siapa Dia. Film ini disutradarai oleh Garin Nugroho.
"Semua berawal dari undangan audisi dan screen test yang saya terima, tanpa mengetahui siapa saja yang terlibat di dalamnya," kata Monita kepada kumparan, belum lama ini.
Saat itu, Monita Tahalea hanya mendapat informasi mengenai dua lagu wajib yang harus dibawakan, koreografi, dan adegan akting yang perlu ia siapkan.
"Saya datang dengan rasa penasaran dan keyakinan, tanpa banyak ekspektasi. Ternyata, langkah tersebut membawa saya menjadi bagian dari Siapa Dia," tutur Monita.
Alasan Monita Tahalea Tertarik Bermain dalam Film Siapa Dia
Monita Tahalea tertarik bermain dalam film Siapa Dia karena genre film tersebut. Siapa Dia merupakan sebuah film musikal.
"Dan musik adalah rumah yang sudah saya kenal sejak lama," ucap Monita.
Sosok Garin Nugroho menjadi alasan lain dari pelantun lagu Kekasih Sejati itu ingin bermain dalam film Siapa Dia.
"Ini adalah kesempatan pertama saya bekerja sama dengan Garin Nugroho, seorang sutradara yang karya-karyanya selalu kaya budaya dan mengajak penonton merenung," ungkap Monita.
"Dua alasan itu sudah cukup bagi saya untuk mencoba, bahkan tanpa mengetahui peta perjalanan sepenuhnya," lanjutnya.
Monita Tahalea berperan sebagai Nurlela, seorang diva komedi stambul di era 1920-an. Karakternya memikat, misterius, dan elegan.
Meskipun berperan sebagai seorang penyanyi, Monita tetap merasakan tantangan saat memerankan karakter Nurlela.
"Pembawaan Nurlela sangat berbeda dengan diri saya sehari-hari. Menghidupi karakter dan persona Nurlela memiliki tantangan tersendiri, mulai dari gestur, intonasi, hingga aura yang harus ia pancarkan," kata Monita.
Sebagai penyanyi, Monita terbiasa memegang kendali penuh saat tampil di atas panggung. Namun, hal itu tidak bisa ia lakukan ketika bermain film.
"Dalam film, saya belajar untuk merelakan sebagian kendali itu kepada kamera, cahaya, dan alur cerita. Saya juga menyadari bahwa detail ekspresi sangat terbaca di kamera, sehingga setiap gerakan kecil, tatapan, dan perubahan raut wajah menjadi penting untuk menyampaikan jiwa karakter," tutur Monita.