ARTICLE AD BOX

KALI ini kita mempelajari pelajaran Kimia untuk siswa sekolah menengah atas (SMA) kelas 12 atau XII. Sebelum itu, seyogianya kita mengetahui rangkuman atau garis besar pelajaran Kimia untuk kelas 12. Kimia merupakan salah satu bagian dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam.
Hal itu untuk mempermudah kita mengetahui gambaran besar pelajaran Kimia kelas 12 sehingga diharapkan lebih mudah mempelajarinya lebih mendetail. Berikut rangkuman pelajaran Kimia kelas 12
BAB I: LARUTAN DAN KOLOID
PENDAHULUAN: Bab ini membahas berbagai aspek larutan, mulai dari sifat asam-basa, kesetimbangan di dalamnya, hingga sifat-sifat fisiknya yang unik.
A. SIFAT DAN KONSEP ASAM BASA
Ada tiga cara utama untuk mendefinisikan asam dan basa:
1. Asam Basa Arrhenius:
a. Asam: Zat yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+ (ion hidrogen). Contoh: HCl -> H+ + Cl-
b. Basa: Zat yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH- (ion hidroksida). Contoh: NaOH -> Na+ + OH-
c. Keterbatasan: Hanya berlaku untuk larutan dalam air.
2. Asam Basa Bronsted-Lowry:
a. Asam: Spesies yang menjadi DONOR (pemberi) proton (H+).
b. Basa: Spesies yang menjadi AKSEPTOR (penerima) proton (H+).
c. Konsep Pasangan Konjugasi: Ketika asam mendonorkan proton, sisanya menjadi "basa konjugasi". Ketika basa menerima proton, ia menjadi "asam konjugasi".
d. Kelebihan: Konsep ini lebih luas, tidak terbatas pada pelarut air.
Baca juga: Rangkuman Biologi SMA Kelas 12 dari Metabolisme sampai Bioteknologi
3. Asam Basa Lewis:
a. Asam: Spesies yang menjadi AKSEPTOR (penerima) pasangan elektron.
b. Basa: Spesies yang menjadi DONOR (pemberi) pasangan elektron.
c. Keterbatasan: Konsep paling luas, mencakup reaksi yang tidak melibatkan transfer proton.
Baca juga: Rangkuman IPA SMA Kelas 10 dari Pengukuran sampai Pemanasan Global
B. KEKUATAN DAN pH ASAM BASA
1. Kekuatan Asam/Basa: Ditentukan oleh seberapa banyak zat tersebut terionisasi dalam larutan.
2. Asam/Basa Kuat: Terionisasi sempurna (derajat ionisasi, alfa = 1).
3. Asam/Basa Lemah: Terionisasi sebagian (0 < alfa < 1).
4. pH (power of Hydrogen): Skala untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan.
5. pH < 7: Asam.
6. pH = 7: Netral.
7. pH > 7: Basa
8. Rumus:
a. pH = -log[H+]
b. pOH = -log[OH-]
c. pH + pOH = 14
C. KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN
1. Asam Lemah dan Basa Lemah:
a. Karena terionisasi sebagian, reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan.
b. Memiliki tetapan kesetimbangan asam (Ka) atau basa (Kb). Semakin besar nilai Ka/Kb, semakin kuat sifat asam/basanya.
2. Hidrolisis Garam:
a. Reaksi antara salah satu ion dari garam (yang berasal dari asam/basa lemah) dengan air.
b. Garam dari Asam Kuat + Basa Kuat: Tidak terhidrolisis, pH = 7.
c. Garam dari Asam Kuat + Basa Lemah: Terhidrolisis sebagian, pH < 7 (asam).
d. Garam dari Asam Lemah + Basa Kuat: Terhidrolisis sebagian, pH > 7 (basa).
3. Larutan Penyangga (Buffer):
a. Larutan yang dapat MEMPERTAHANKAN pH meskipun ditambahkan sedikit asam, basa, atau diencerkan.
b. Komponen: Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya, ATAU basa lemah dengan asam konjugasinya.
4. Titrasi Asam Basa:
a. Metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan mereaksikannya dengan larutan basa atau asam yang konsentrasinya sudah diketahui.
5. Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp):
a. Kelarutan (s): Jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu.
b. Ksp: Tetapan kesetimbangan untuk garam yang sukar larut. Nilai Ksp menunjukkan seberapa mudah suatu garam larut.
D. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
1. Konsep: Sifat-sifat larutan yang hanya bergantung pada JUMLAH PARTIKEL zat terlarut, dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut.
2. Ada empat sifat koligatif utama:
a. Penurunan Tekanan Uap (delta P): Adanya zat terlarut nonevolatil akan menurunkan tekanan uap pelarutnya.
b. Penurunan Titik Beku (delta Tf): Larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah daripada pelarut murninya. Contoh: Menabur garam di jalan bersalju.
c. Kenaikan Titik Didih (delta Tb): Larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada pelarut murninya. Contoh: Menambah garam saat memasak air.
d. Tekanan Osmosis (pi): Tekanan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya osmosis (perpindahan pelarut dari konsentrasi rendah ke tinggi melalui membran semipermeabel).
E. KOLOID
1. Konsep: Jenis campuran yang keadaannya berada di ANTARA larutan sejati dan suspensi kasar.
2. Ukuran partikel: 1 - 100 nanometer.
3. Sifat-sifat Khas Koloid:
a. Efek Tyndall: Kemampuan menghamburkan cahaya. Ini yang membedakan koloid dari larutan sejati. Contoh: Sorot lampu mobil di udara berkabut.
b. Gerak Brown: Gerak acak (zigzag) partikel koloid akibat tumbukan dengan molekul medium.
c. Adsorpsi: Penyerapan ion pada permukaan partikel koloid.
d. Koagulasi: Penggumpalan partikel koloid.
e. Contoh Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari: Susu, santan, kabut, asap, cat, jeli.
BAB II: ELEKTROKIMIA
PENDAHULUAN: Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi kimia dan energi listrik.
A. ELEKTROLIT
1. ELEKTROLIT KUAT, ELEKTROLIT LEMAH DAN NONELEKTROLIT
a. Elektrolit: Zat yang dapat menghasilkan ion-ion ketika dilarutkan dalam air, sehingga larutannya dapat menghantarkan listrik.
b. Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dibagi menjadi:
- Elektrolit Kuat: Zat yang terionisasi sempurna (alfa = 1) dalam air. Menghasilkan banyak ion, sehingga daya hantar listriknya sangat kuat. Contoh: Garam (NaCl), Asam Kuat (HCl), Basa Kuat (NaOH).
- Elektrolit Lemah: Zat yang hanya terionisasi sebagian (0 < alfa < 1) dalam air. Menghasilkan sedikit ion, daya hantar listriknya lemah. Contoh: Asam Lemah (CH3COOH), Basa Lemah (NH3).
- Nonelektrolit: Zat yang tidak terionisasi sama sekali (alfa = 0) dalam air. Tidak menghasilkan ion, tidak dapat menghantarkan listrik. Contoh: Gula (C12H22O11), Urea (CO(NH2)2).
B. REAKSI REDOKS
1. OKSIDASI DAN REDUKSI
a. Redoks adalah singkatan dari Reduksi dan Oksidasi, yaitu reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron.
b. Oksidasi:
- Pelepasan elek...