ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta Juventus menjadi sorotan besar usai kekalahan memalukan dari Como 1907 pada pekan ke-7 Serie A 2025/2026. Kekalahan ini bukan sekadar kehilangan tiga poin, melainkan titik balik yang bisa menentukan nasib sang pelatih, Igor Tudor.
Padahal, awal musim Juventus sempat terlihat menjanjikan. Bianconeri tampil penuh energi, sempat menumbangkan Inter Milan dalam laga penuh determinasi, dan mulai menghidupkan asa Scudetto.
Namun, semua itu kini seolah memudar cepat seperti kabut di Danau Como. Hasil di atas lapangan tidak sesuai dengan harapan. Dari aspek manajerial, Igor Tudor juga dinilai punya beberapa kekurangan untuk melatih Juventus.
Kegagalan meraih hasil maksimal dalam beberapa laga terakhir menimbulkan pertanyaan besar tentang arah proyek Tudor di Turin. Tekanan mulai meningkat, dan suasana di Allianz Stadium pun makin panas.
Berikut lima alasan mengapa Juventus sebaiknya tidak menunda keputusan berat yakni memecat Igor Tudor.
1. Hasil dan Performa yang Terjun Bebas
Alasan paling nyata tentu saja ada pada hasil di lapangan. Juventus, yang seharusnya bersaing di papan atas, kini justru terpuruk di posisi ketujuh klasemen Serie A.
Dalam waktu singkat, tim ini kehilangan sentuhan tajam dan mentalitas juara yang selama ini menjadi ciri khas mereka.
Meskipun manajemen berharap tren negatif ini hanya sementara, realitanya justru mengkhawatirkan. Juventus belum sekalipun menang di Liga Champions musim ini, dan pertandingan berikutnya kontra Real Madrid bisa memperburuk situasi.
Jika tak segera berbenah, musim 2025/2026 bisa berubah menjadi mimpi buruk bagi Bianconeri.
2. Komunikasi yang Buruk dan Sikap yang Kontraproduktif
Selain performa di lapangan, Tudor juga menciptakan masalah di luar lapangan. Kekalahan dari Como tidak hanya menyakitkan secara taktis, tapi juga memperlihatkan sisi komunikasinya yang buruk.
Tudor sempat menyindir lawan dengan sebutan 'klub kecil palsu' sebelum pertandingan, komentar yang justru menjadi bumerang setelah Juventus kalah.
Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, Tudor juga menimbulkan kontroversi saat menanggapi kritik fans dengan mengatakan tidak mendengar sorakan mereka usai laga melawan Milan.
Sikap semacam ini membuat jarak antara pelatih dan publik Juventus semakin lebar, sesuatu yang berbahaya di klub sebesar ini.
3. Tidak Sinkron dengan Komposisi Skuad
Masalah lain yang tampak jelas adalah ketidakharmonisan antara Tudor dan skuad yang dimilikinya. Dalam perselisihan publik dengan Cesc Fabregas, ia sempat mengeluhkan bahwa pelatih Como bisa memilih pemainnya sendiri, sindiran halus bahwa Tudor tak puas dengan rekrutan Juventus di musim panas.
Minimnya peran beberapa pemain seperti Joao Mario dan Loic Openda semakin memperkuat kesan bahwa Tudor tidak memiliki kendali penuh terhadap tim.
Pada situasi seperti ini, sulit membangun proyek jangka panjang jika pelatih dan manajemen tidak sejalan.
4. Retaknya Hubungan dengan Damien Comolli
Sinyal lain bahwa situasi internal Juventus sedang genting adalah kabar keretakan hubungan antara Igor Tudor dan Manajer Umum klub, Damien Comolli.
Menurut laporan media Italia, keduanya sudah lama tidak berada dalam satu pandangan soal arah tim.
Konflik ini diduga berawal dari upaya Comolli yang ngotot mencoba merekrut Antonio Conte pada musim panas lalu. Tudor yang tahu hal tersebut dikabarkan tak pernah benar-benar melupakan langkah itu.
Hubungan yang membeku di level manajemen jelas menjadi tanda bahaya bagi stabilitas klub.