ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta Setiap perempuan memiliki aroma alami pada area vagina. Namun, sering kali muncul pertanyaan aroma seperti apa yang masih dianggap normal dan kapan perlu diwaspadai sebagai tanda masalah kesehatan?
Faktanya, vagina memang tidak pernah benar-benar 'tanpa bau' alias memiliki aroma yang khas. Namun, jangan bayangkan aromanya seperti bunga mawar seperti disampaikan Direktur Medis Northwestern Medicine Center for Sexual Health and Menopause, dokter Lauren Stericher.
"Seharusnya tidak berbau menyengat, tetapi ada bau vagina yang normal," kata Streicher seperti mengutip Prevention, Jumat, 5 September 2025.
Meski begitu, ketika menyadari ada aroma vagina yang berbeda seperti lebih menyengat memang penting untuk waspada.
Aroma Vagina yang Normal
Berikut deskripsi aroma vagina yang normal seperti disampaikan dokter spesialis kandungan dan kebidanan Christine Greves:
- Bau asam
- Bau ragi
- Bau agak manis
- Bau metalik
- Bau seperti amonia
- Bau seperti bau badan.
Mengapa Muncul Aroma Khas?
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa vagina memiliki aroma khas? Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
Salah satunya, keringat. Ini alasan sederhana yang sangat umum terkait aroma yang muncul pada vagina seperti disampaikan dokter spesialis kebidanan dan kansungan Kiarra King.
"Di sekitar organ intim wanita pun terdapat banyak folikel rambut dan kelenjar keringat. Ini seperti di ketiak, juga di area kemaluan yang terdapat rambut kemaluan, akan selalu ada kecenderungan lebih tinggi untuk berkeringat," jelas King.
Ketika sebuah area itu ada keringat juga lembap, serta ada bulu-bulu yang berpotensi memerangkap kelembapan, dan bakteri maka itu merupakan tempat yang ideal untuk munculnya aroma tertentu.
Maka dari itu, gunakan celana dalam berbahan katun serta memotong bulu kemaluan agar lebih pendek agar bau tak terperangkap.
Cara Menjaga Vagina Beraroma Normal
Vagina tidak perlu beraroma wangi seperti rangkaian bunga. Namun, ada beberapa hal yang bisa diupayakan untuk menjaga agar aroma vagina normal.
Gunakan pembersih yang lembut
King menyarankan untuk menggunakan sabun lembut tanpa pewangi (atau bahkan hanya air) secara eksternal pada area vulva dan tidak menggunakan apa pun di dalam vagina.
Bersihkan terutama di antara lipatan labia untuk menghilangkan penumpukan.
Hindari douching
Douching adalah membersihkan area vagina bagian dalam dengan produk tertentu. Hal ini tidak disarankan karena akan mengganggu keseimbangan pH di sana.
"Vagina dapat 'membersihkan' dirinya sendiri jadi tidak perlu melakukan apa pun yang berpotensi mengganggu flora vagina dan lingkungan pH normal vagina," jelas King.
Konsumsilah makanan yang seimbang
"Penelitian juga menunjukkan bahwa makanan dapat memengaruhi bau vagina," kata Chelliah.
Namun memang, beberapa makanan dan minuman favorit seperti kopi, bawang bombai, bawang putih, rempah-rempah yang kuat, produk susu, dan daging atau alkohol yang berlebihan dapat mengubah aroma vagina.
Minum cukup
Dehidrasi dapat menyebabkan urine Anda berbau amonia pekat, yang dapat meninggalkan bau tak biasa. Minum cukup air akan mengencerkan amonia dan pada gilirannya, membuat urine dan celana Anda berbau lebih baik.
Pakai Celana Dalam Katun
Kenakan pakaian yang ringan dan menyerap keringat. Semakin ketat pakaian, semakin banyak panas dan kelembapan yang terperangkap di dalam dan di sekitar vulva, yang meningkatkan risiko bau tak sedap.
"Pilih pakaian dalam katun dan pakaian longgar, karena hal sebaliknya justru akan memicu bau tak sedap akibat keringat dan pertumbuhan bakteri," kata King.
Kapan Perlu Waspada?
Secara umum, jika bau tidak normal terus berlanjut dan disertai gejala tambahan seperti nyeri, rasa terbakar, gatal, atau keluarnya cairan yang tidak biasa, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
"Apa pun yang tidak biasa atau tidak nyaman misal keluar cairan atau bau, tentu harus dievaluasi dan diperiksa," ujar King