ARTICLE AD BOX

Professor of animal sciences dari University of Illinois Urbana-Champaign, Adrienne Antonson, melakukan penelitian penyakit flu pada ibu hamil dan dampaknya pada perkembangan janin. Penelitian dilakukan menggunakan tikus untuk mengumpulkan dan memeriksa otak janin pada berbagai titik waktu setelah infeksi flu pada ibu.
Saat merancang percobaan tersebut Antonson sengaja memilih tiga dosis infeksi flu yang relevan dengan wabah musiman pada manusia. Tikus pertama dimasukkan infeksi flu dengan tingkat sedang atau mendekati infeksi rata-rata selama musim flu.
Tikus kedua dimasukkan flu hingga demam dan batuk atau sakit tenggorokan tapi masih bisa sembuh dan tikus ketiga dimasukkan infeksi yang lebih parah mendekati subkelompok kasus flu parah.
"Ketika kami memeriksa kedua tingkat keparahan infeksi ini secara berdampingan, kami menemukan bahwa infeksi sedang hanya menyebabkan sedikit dampak buruk pada janin. Secara keseluruhan, otak berkembang relatif normal," kata Antonson dikutip dari laman University of Illinois Urbana-Champaign pada Jumat (17/10).
Namun, pada infeksi maternal yang parah, ditemukan bahwa pertumbuhan janin terhambat, terdapat lebih banyak sel imun myeloid di otak, dan perkembangan kortikal terganggu. Korteks otak lebih tipis dari yang diperkirakan, dan neuron tidak mengekspresikan penanda yang tepat.
"Hasil ini mencerminkan apa yang kami lihat dalam data manusia, hanya sebagian kecil kasus flu parah selama kehamilan yang terkait dengan diagnosis gangguan kesehatan mental atau keterlambatan perkembangan dan masih disebut sebagai ambang batas keparahan infeksi," ungkapnya.
Virus flu sangat mudah menginfeksi paru-paru, tetapi tidak mudah menginfeksi organ lain. Oleh karena itu, penelitian kami dan penelitian lainnya menunjukkan bahwa respons peradangan ibu terhadap infeksi inilah yang kemudian menyebabkan masalah pada otak janin.
Pada dasarnya virus tidak menginfeksi plasenta maupun janin. Sebaliknya, molekul sinyal imun yang diproduksi oleh ibu hamil terutama sitokin pro-inflamasi diyakini secara langsung maupun tidak langsung mengatur dampak buruk pada otak janin.
"Respons sinyal ini merupakan bagian dari respons imun alami dan penting terhadap virus, dan membantu ibu melawan dan membersihkan infeksi," pungkasnya. (H-1)