ARTICLE AD BOX

MILITER Israel pada Jumat (18/10) waktu setempat menyatakan Hamas telah menyerahkan jenazah seorang sandera kepada Palang Merah di Jalur Gaza. Penyerahan tersebut dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang tengah berlangsung antara kedua pihak.
“Menurut informasi yang diberikan oleh Palang Merah, sebuah peti jenazah seorang sandera telah diserahkan dan kini dalam perjalanan menuju pasukan IDF (Tentara Pertahanan Israel) di Jalur Gaza,” demikian pernyataan resmi militer Israel.
Melalui unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), pihak IDF meminta publik untuk bersikap bijak dan menunggu proses identifikasi resmi. “Kami mengimbau masyarakat untuk bertindak dengan penuh kepekaan dan menunggu konfirmasi resmi yang pertama kali akan disampaikan kepada keluarga korban,” tulis pernyataan tersebut.
IDF juga menegaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata di Gaza, Hamas berkewajiban mengembalikan seluruh jenazah sandera yang meninggal dunia.
Sebelumnya, Hamas telah mengumumkan pihaknya akan menyerahkan jenazah seorang sandera Israel kepada Palang Merah sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat.
Hingga saat ini, kelompok Hamas telah mengembalikan sembilan dari total 28 jenazah sandera yang tewas di Gaza. Selain itu, mereka juga telah membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup.
Sebagai bagian dari perjanjian yang sama, Israel telah membebaskan 250 tahanan Palestina dari berbagai penjara di wilayahnya, serta 1.718 warga Gaza yang sebelumnya ditahan.
Penyerahan terbaru ini menandai langkah lanjutan dalam proses implementasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang difasilitasi oleh Washington. Meski demikian, situasi di Gaza masih tetap tegang, dengan kedua pihak saling menuduh pelanggaran kesepakatan di lapangan.
Langkah Palang Merah dalam memfasilitasi penyerahan jenazah tersebut dinilai sebagai upaya kemanusiaan penting di tengah upaya internasional untuk menstabilkan kondisi di wilayah yang telah lama dilanda konflik berkepanjangan. (AFP/BBC/Z-2)