ARTICLE AD BOX
Program magang bagi fresh graduate atau lulusan baru satu tahun yang digagas oleh pemerintah mendapatkan antusiasme tinggi dari peserta maupun perusahaan.
Pada gelombang pertama, jumlah pendaftar mencapai 156.159 orang, jauh melebihi kuota peserta magang sebanyak 20.000 orang.
Selain itu, terdapat sekitar 1.666 perusahaan yang turut berpartisipasi dalam program magang ini. Dari total tersebut, tersedia 26.181 lowongan posisi yang ditawarkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa pemerintah akan kembali membuka magang gelombang kedua pada bulan November mendatang. Pada periode tersebut, kuota peserta ditingkatkan menjadi 80.000 orang.
“Kemudian bulan depan akan dibuka kembali dan ditingkatkan menjadi 80.000 peserta magang, dan seluruh peserta magang diberikan uang saku per bulan yang besarannya sama dengan uang saku daerah kabupaten dan kota,” kata Airlangga di Kantor Pos Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (17/10).
Selain uang saku, peserta magang juga akan diberikan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dan Jaminan Kematian (JKM). Kedua jaminan ini sepenuhnya ditanggung pemerintah tanpa memotong uang saku yang diberikan.
Airlangga menjelaskan, program magang ini merupakan salah satu stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja bagi para lulusan baru di dunia usaha, industri, dan BUMN, termasuk lembaga pemerintah serta Bank Indonesia.
“Program ini untuk mendorong penciptaan lapangan kerja produktif di berbagai sektor,” tutur Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan bahwa pihaknya akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada para kepala daerah agar semakin banyak perusahaan berpartisipasi dalam program magang pemerintah.
“Pada batch kedua kita akan memperluas perusahaan yang boleh ikut berpartisipasi ke kementerian, lembaga, dan badan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” kata Yassierli saat konferensi pers, Senin (13/10).
Pemerintah berharap program ini dapat diikuti secara merata di seluruh daerah di Indonesia, dan tidak hanya untuk lulusan sarjana.
“Kami ingin, sesuai dengan arahan Pak Presiden, memberikan kesempatan seluas-luasnya agar program magang ini terdistribusi di semua provinsi tidak hanya untuk sarjana, tapi juga untuk diploma,” tutur Yassierli.