ARTICLE AD BOX

MILITER Israel menghancurkan sebuah menara apartemen di pusat Gaza City pada Jumat (6/9) malam waktu setempat. Serangan dilakukan hanya beberapa jam setelah Israel mengumumkan akan menargetkan gedung-gedung tinggi yang diduga digunakan Hamas.
Langkah militer Israel itu menandai babak baru dalam serangan militer yang hampir memasuki dua tahun tanpa jeda.
Militer Israel mengklaim mengidentifikasi aktivitas signifikan Hamas di berbagai infrastruktur, terutama gedung bertingkat dan berjanji akan melancarkan serangan dalam beberapa hari mendatang.
Tak lama setelah itu, Menara Mushtaha di kawasan Al-Rimal luluh lantak akibat ledakan besar di bagian bawah bangunan, memicu gumpalan asap dan debu pekat.
Rekaman AFP menunjukkan bangunan runtuh sepenuhnya, sementara foto-foto dari lokasi menggambarkan warga Palestina memeriksa puing-puing.
Militer Israel mengklaim telah memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum serangan untuk meminimalkan korban sipil.
Namun, saksi mata seperti Arej Ahmed, seorang pengungsi berusia 50 tahun, mengatakan waktu evakuasi yang diberikan hanya sekitar 30 menit sebelum roket menghantam menara.
Badan pertahanan sipil Gaza menyebut sedikitnya 19 orang tewas akibat serangan di dalam dan sekitar Gaza City adapun total korban di seluruh Jalur Gaza mencapai 42 orang dalam sehari.
Israel belum menanggapi laporan tersebut dan kondisi lapangan dilaporkan sulit diverifikasi secara independen akibat pembatasan media dan akses ke lokasi.
Sejumlah warga mengaku ketakutan dengan dimulainya kembali serangan ke gedung-gedung tinggi.
“Anak-anak saya ketakutan, begitu juga saya. Tidak ada tempat aman, yang bisa kami lakukan hanya berharap kematian datang cepat,” ujar Ahmed Abu Wutfa, warga Gaza Barat.
Sementara itu, Hamas membantah klaim Israel yang menyebut pihaknya menggunakan menara untuk kepentingan militer. Anggota biro politik Izzat al-Rishq menilai tuduhan itu hanya dalih militer Israel. (H-2)