ARTICLE AD BOX

FLU mungkin terdengar seperti penyakit ringan. Namun bagi ibu hamil, kondisinya bisa jauh lebih berbahaya dibandingkan orang biasa.
Mengutip dari laman Cleveland Clinic, kehamilan dapat menyebabkan perubahan alami pada sistem kekebalan tubuh, membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi virus, termasuk influenza atau flu musiman.
Flu disebabkan virus yang menyerang saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Penularannya bisa sangat cepat, baik melalui udara saat seseorang batuk atau bersin, maupun dari benda yang terkontaminasi virus. Parahnya, seseorang sudah bisa menularkan virus flu bahkan satu hari sebelum gejala muncul.
Dampaknya Tak Hanya untuk Ibu, Tapi Juga Janin
Ketika ibu hamil terkena flu, risikonya tidak hanya dirasakan oleh tubuh sang ibu. Demam tinggi, salah satu gejala utama flu, dapat memengaruhi perkembangan janin. Beberapa penelitian menunjukkan flu pada masa kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan bayi rendah saat lahir.
Selain itu, flu saat hamil juga bisa berkembang menjadi komplikasi serius. Seperti radang paru-paru (pneumonia), yang dalam beberapa kasus membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala flu pada ibu hamil umumnya mirip dengan flu biasa, namun dapat terasa lebih berat. Tanda-tandanya meliputi demam tinggi mendadak, sakit kepala, batuk kering, hidung tersumbat, nyeri otot, menggigil, dan kelelahan.
Jika gejala ini muncul, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Dokter biasanya melakukan tes cepat influenza dengan cara mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Prosesnya singkat dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Pengobatan untuk Ibu Hamil
Penanganan flu pada ibu hamil perlu dilakukan hati-hati. Bila terdeteksi sejak awal, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus seperti oseltamivir. Obat ini tidak menyembuhkan flu sepenuhnya, tetapi membantu mencegah gejala agar tidak memburuk.
Untuk meredakan gejala ringan, ibu hamil juga bisa mengonsumsi acetaminophen (paracetamol) untuk menurunkan demam dan permen pelega tenggorokan atau obat batuk ringan sesuai petunjuk dokter. Selain pengobatan, istirahat yang cukup dan minum banyak air juga penting untuk membantu pemulihan dan mencegah dehidrasi.
Selain itu, pengobatan serta pencegahan penyakit ini juga bisa dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
- Istirahat total: kurangi aktivitas fisik dan beri tubuh waktu pulih.
- Terhidrasi: minum air, sup hangat, atau larutan elektrolit jika diperlukan.
- Mengurangi penyebaran: gunakan masker saat dekat orang lain, tutup mulut saat batuk, cuci tangan sering.
- Nutrisi ringan tetapi bergizi: makan makanan mudah cerna, kaya protein, vitamin, dan kalori secukupnya.
- Monitoring gejala: catat suhu tubuh, frekuensi napas, kemampuan minum/bersin, dan pergerakan janin (pada usia yang sesuai).
- Hubungi dokter bila demam >38°C yang tak turun, sesak napas, penurunan gerak janin, muntah terus-menerus atau tidak bisa minum, serta gejala memburuk setelah 48-72 jam.
(Cleveland Clinic/Z-2)