ARTICLE AD BOX
Gaza (ANTARA) - Berbagai sumber medis di Jalur Gaza mengungkapkan bahwa 13 warga Palestina, termasuk tiga anak, meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir.
Jumlah tersebut menambah total korban kelaparan dan malnutrisi menjadi 361 orang, termasuk 130 anak.
Sejak Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan bencana kelaparan di Jalur Gaza pada 22 Agustus, tercatat 83 kematian, termasuk 15 anak.
Krisis kemanusiaan yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza terus memburuk akibat blokade dan krisis makanan dan pasokan medis.
Bencana kelaparan parah ini berkaitan erat dengan perang genosida yang dilancarkan Zionis Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sejak 2 Maret 2025, otoritas Israel menutup semua penyeberangan ke Jalur Gaza, sehingga menghalangi masuknya sebagian besar bantuan makanan dan medis yang kemudian mempercepat penyebaran kelaparan di wilayah tersebut.
Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) memperingatkan bahwa malnutrisi di kalangan anak usia lima tahun ke bawah naik dua kali lipat pada periode Maret-Juni akibat blokade yang masih berlangsung.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa malnutrisi di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan hampir satu dari lima anak balita di Kota Gaza menderita malnutrisi parah
Sejak 7 Oktober 2023, Israel, sebagai kekuatan pendudukan, melancarkan genosida di Jalur Gaza, termasuk pembunuhan sengaja, kelaparan, penghancuran serta pengungsian paksa, yang bertentangan dengan seruan internasional dan putusan Mahkamah Internasional untuk menghentikan aksi tersebut.
Sumber: WAFA
Baca juga: Israel mobilisasi 60.000 tentara cadangan untuk aneksasi Jalur Gaza
Baca juga: Baznas RI bersama mitra Mesir kembali kirim 10 truk bantuan ke Gaza
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.