ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta Banyak mahasiswa ikut turun ke jalan untuk berunjuk rasa atau demonstrasi menyuarakan aspirasi kepada DPR dan pemerintah.
Menyusul situasi tak kondusif, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB., memberi imbauan kepada mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan alumni FKUI.
“Dengan penuh rasa hormat dan kepedulian, kami menyampaikan imbauan kepada seluruh warga dan juga alumni FKUI yang kami banggakan. Mengingat situasi saat ini, kami mengajak seluruh warga dan alumni untuk tetap menjaga suasana yang kondusif, harmonis, dan penuh persaudaraan,” kata Ari dalam surat resmi, dikutip pada Senin (1/9/2025).
Ia meminta mahasiswa hingga alumni untuk menjaga sikap, perilaku, dan ucapan, serta bijak dalam bermedia sosial.
“Saring informasi sebelum membagikannya, pastikan kebenarannya, dan hindari penyebaran hoaks, provokasi, atau ujaran kebencian yang dapat memecah belah. Mari kita gunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan informasi yang positif dan membangun,” imbaunya.
Tak lupa, Ari juga mengajak semua masyarakat untuk menguatkan satu sama lain. Mendengarkan dengan empati, berikan dukungan moral, dan menjadi bagian dari solusi.
“Kami percaya, dengan semangat kebersamaan dan kedewasaan, kita dapat melewati kesulitan dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Mari kita terus fokus pada tugas dan tanggung jawab kita, baik dalam menuntut ilmu, mengajar, maupun melayani,” ujarnya.
Aksi unjuk rasa di kompleks DPR Senayan diwarnai kericuhan. Massa dihalau aparat dengan tembakan gaś air mata. Demo dipicu isu terkait tunjangan DPR yang dinilai tidak sensitif dengan kondisi sulit masyarakat.
Demo Memakan Korban
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa atau demonstrasi yang disulut kenaikan tunjangan anggota DPR terjadi sejak 25 Agustus 2025. Demo yang berujung ricuh membuat sebagian orang terluka bahkan meninggal dunia.
Di DKI Jakarta, hingga Minggu, pukul 07.00 WIB, tercatat sebanyak 469 orang telah mendapat pelayanan kesehatan, dengan rincian 371 pasien rawat jalan, 97 pasien rawat inap, dan 1 orang meninggal dunia.
Guna menyelamatkan korban yang terdampak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiagakan ambulans di berbagai wilayah.
“Fasyankes (fasilitas layanan kesehatan) di sekitar kota atau wilayah yang ada aksi massa tentu selalu kita siapkan sebagai tempat rujukan untuk pelayanan kesehatan jika diperlukan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman, kepada wartawan melalui pesan singkat dikutip pada Senin (1/9/2025).
Titik Sebaran Ambulans
Aji menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan Public Safety Center (PSC) 119 setempat dan berbagai pihak lain untuk menangani korban.
“Ya, kami kerja sama dengan Dinkes (dinas kesehatan), PSC 119 setempat, dan pihak lainnya,” ujarnya.
Ambulans dan layanan darurat medis disiagakan di titik berikut:
- DKI Jakarta: 21 unit ambulans
- Jawa Tengah: 86 unit ambulans
- Jawa Timur: 11 unit ambulans
- Jawa Barat: 6 ambulans dan 5 tim PSC
- Sulawesi Selatan: 14 unit ambulans
- DI Yogyakarta: 23 unit ambulans.
Sementara, lokasi stand by ambulans di DKI Jakarta yakni:
- Depan Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat
- RS Kramat
- Lampu merah Senen arah Kimia Farma Atrium
- Pasar Jaya Senen arah Gunung Sahari
- Tugu Tani
- Pasar Jaya arah PMI Salemba
- RSPAD
- Depan Manggala Wanabakti
- Depan gedung & kawasan DPR/MPR
- Kolong Slipi
- Tugu Tani
- Kawasan Samping SCBD Polda Metro Jaya.
Kemenkes juga menyiagakan dan melakukan penanganan medis bagi korban di Puskesmas dan Rumah Sakit Rujukan.
Jumlah Korban Aksi Unjuk Rasa Menurut Dinkes DKI Jakarta
Dalam keterangan lain, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta turut memastikan layanan kesehatan bagi korban terdampak aksi unjuk rasa di sejumlah titik.
Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menegaskan, keselamatan masyarakat dan tenaga kesehatan menjadi prioritas utama dalam penanganan tersebut.
“Kami memastikan pelayanan medis tetap berjalan karena keselamatan petugas dan warga menjadi perhatian bersama,” ujarnya di Jakarta, pada Minggu, (31/8).
Ani melaporkan, hingga Minggu, pukul 07.00 WIB, tercatat sebanyak 469 orang telah mendapat pelayanan kesehatan, dengan rincian 371 pasien rawat jalan, 97 pasien rawat inap, dan 1 orang meninggal dunia.
"Jenis keluhan kesehatan yang paling banyak ditangani antara lain konjungtivitis (198 kasus), luka terbuka atau vulnus (90 kasus), sesak napas atau dyspnea (42 kasus), serta sejumlah trauma fisik, patah tulang, cedera kepala, dan keluhan medis lainnya," imbuhnya.
Ani melanjutkan, pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut telah dirujuk ke berbagai rumah sakit di lima wilayah Jakarta, di antaranya:
RS Hermina KemayoranRS Kramat 128RSAL MintohardjoRSPAD Gatot SoebrotoRS POLRIRSUD KojaRSUD Budhi AsihRS PelniRS Pusat Pertamina.Rujukan juga dilakukan ke sejumlah puskesmas di wilayah terdekat.
Untuk memastikan penanganan cepat, Dinkes DKI menurunkan 24 unit ambulans, serta tenaga kesehatan yang terdiri dari 7 dokter, 59 perawat, dan 7 pengemudi ambulans. Ambulans ditempatkan di titik-titik strategis seperti Senen, Kwitang/Mako Brimob, Tugu Tani, Otista, Pos RSPAD, Pos Karanganyar, Pos Green Pramuka City, Pos Hermina Kemayoran, Pos Islam Cempaka Putih, Halte Petamburan, Slipi, DPR/MPR, Tanjung Priok, GBK (Pintu 10), Polres Jakarta Utara, dan Flyover Slipi.
"Seluruh petugas kesehatan kami imbau agar tetap memerhatikan keamanan diri dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm dan kacamata pelindung. Ini menjadi wujud komitmen kami dalam menjaga pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan memastikan seluruh korban terdampak mendapat penanganan medis dengan cepat, aman, dan tepat," pungkas Ani.