ARTICLE AD BOX

GELAR Mandaya Awards 2025, Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) mengapresiasi kontribusi nyata masyarakat dalam membangun daya dan martabat bangsa. Selain itu, Mandaya Awards merupakan wujud pengakuan negara terhadap kerja-kerja nyata masyarakat.
"Mandaya Awards wujud pengakuan negara terhadap kontribusi nyata masyarakat dalam membangun daya dan martabat bangsa," ujar Menko PM Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam sambutannya, Kamis (16/10).
Tahun ini, Mandaya Awards mencatat antusiasme tinggi dengan 789 pendaftar dari 26 provinsi, meliputi 28 kota, 60 kabupaten, 44 desa, 11 badan usaha, 52 LSM, 32 perguruan tinggi, 463 individu, dan 79 tokoh dengan kontribusi sepanjang hayat. Dari jumlah tersebut, terpilih 50 inisiatif terbaik yang dinilai memiliki dampak signifikan dalam peningkatan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Cak Imin, arah pembangunan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kini memasuki fase baru. "Fase pemberdayaan, di mana keberhasilan diukur bukan hanya dari bantuan sosial, tetapi dari tumbuhnya kemandirian masyarakat," ujarnya.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu berkata, tantangan yang dihadapi bangsa ini masih belum teratasi. Berdasarkan data BPS 2025, angka kemiskinan nasional masih 8,47%, dengan lebih dari 50% penduduk miskin berada di desa. Selain itu, ketimpangan sosial (Gini Ratio) masih di angka 0,375, sementara 4,85 juta dari 7,28 juta pengangguran merupakan lulusan terdidik.
“Cara cepat menghadapi tantangan tersebut tidak lain adalah dengan pemberdayaan. Kita membutuhkan lebih banyak champion of empowerment, orang-orang yang bergerak karena nurani untuk memberdayakan sesama," kata Cak Imin.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Cak Imin menekankan pentingnya pendekatan “the whole of community” dalam pemberdayaan, yakni kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas lokal.
“Pemerintah menyiapkan kebijakan yang inklusif; dunia usaha menciptakan nilai tambah melalui kemitraan. Akademisi memberikan inovasi, media menyebarkan inspirasi, dan masyarakat menjadi pelaku utama yang menumbuhkan kemandirian dari dalam,” tuturnya.
Cak Imin mengapresiasi seluruh penerima penghargaan sebagai agent of change yang telah mengkonversi ide menjadi dampak nyata di lapangan.
Di tempat sama, Deputi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Daerah Tertentu Kemenko PM, Abdul Haris mengamini. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat terus digalakkan, salah satunya dengan transformasi desa dan inovasi kebijakan sebagai fondasi pemberdayaan yang tepat sasaran.
“Melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DT-SEN), seluruh program penanggulangan kemiskinan kini dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Data ini memungkinkan pemerintah memastikan setiap bantuan dan program benar-benar sampai kepada yang membutuhkan,” ujar Haris.
Mandaya Awards 2025 diharapkan menjadi momentum konsolidasi seluruh elemen bangsa untuk memperkuat gerakan pemberdayaan nasional yang inklusif, terukur, dan berkelanjutan. Meneguhkan semangat Mandaya, dari daya menuju kemajuan. (Ant/E-2)