ARTICLE AD BOX

DALAM rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2025, Guru Literasi Jakarta (Gliterjak) menggelar Festival Literasi Pelajar sebagai wadah apresiasi dan ekspresi kreativitas literasi di kalangan pelajar dan pendidik.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Festival itu pun di gelar di Kantor Badan Bahasa, Jakarta Timur, Jumat (17/10).
Ketua Gliterjak, Sri Kustiah menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan Gliterjak untuk menguatkan budaya literasi di sekolah, sekaligus memperingati bulan yang menjadi momentum penting bagi insan bahasa dan sastra Indonesia.
"Kegiatan ini adalah program Gliterjak di tahun 2025 untuk merayakan Bulan Bahasa dan Sastra. Kami berterima kasih kepada Badan Bahasa dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang telah memfasilitasi kegiatan ini, sehingga semangat literasi dapat terus tumbuh di kalangan guru dan siswa,” kata Sri Kustiah dalam sambutannya, Jumat (17/10).
Festival Literasi Pelajar 2025 ini menghadirkan dua bentuk kegiatan utama, yakni Pameran Literasi dan Bintang Pelajar Menulis Itu Asyik.
Dalam Pameran Literasi, delapan sekolah dari berbagai jenjang berpartisipasi menampilkan hasil karya literasi terbaik mereka, mulai dari buku karya siswa, media pembelajaran berbasis literasi, hingga inovasi digital berbasis bahasa dan sastra.
Sementara itu, pada sesi Bintang Pelajar Menulis Itu Asyik, sejumlah pelajar SMP dan SMA yang telah menerbitkan buku hadir sebagai narasumber, berbagi pengalaman dan inspirasi dalam proses menulis.
Menurut Sri Kustiah, kegiatan ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa Gliterjak bukan hanya komunitas guru SD, melainkan komunitas lintas jenjang dan lintas daerah.
"Hari ini kami ingin menepis anggapan bahwa Gliterjak hanya terdiri dari guru SD. Faktanya, kami adalah komunitas yang beranggotakan guru TK, PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK dari berbagai kota serta lintas jurusan. Semangat literasi ini milik semua pendidik," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, dukungan juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana, yang menilai kolaborasi antara Gliterjak dan Badan Bahasa sejalan dengan arah kebijakan pendidikan daerah dalam memperkuat budaya literasi dan karakter pelajar Jakarta.
"Tentunya saya berterima kasih kepada Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Badan Bahasa. Karena komunitas Gliterjak diberikan kesempatan untuk berkolaborasi. Ini menjadi contoh bagaimana ekosistem pendidikan kita bisa bekerja bersama," kata Nahdiana.
Ia juga memberikan apresiasi kepada para anggota Gliterjak yang terus berinovasi dan terbuka terhadap hal-hal baru.
"Saya apresiasi teman-teman Gliterjak. Mereka memiliki karakteristik yang senang mencari hal-hal baru. Kolaborasi ini adalah langkah nyata dalam menggiatkan kembali literasi di Jakarta," ungkapnya.
Nahdiana juga menegaskan bahwa kegiatan literasi seperti ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang berbudaya.
Sementara itu, apresiasi lainnya juga disampaikan oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo. Ia menyebut, kerja sama dengan pemerintah daerah seperti DKI Jakarta menjadi wujud nyata sinergi antara pusat dan daerah dalam mengembangkan ekosistem literasi nasional.
"Bagi kami di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, ini sebuah kehormatan karena bisa diajak bekerja sama oleh salah satu pemerintah daerah, yaitu DKI Jakarta,” ujar Imam.
Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, dan komunitas Gliterjak yang aktif menggerakkan literasi di wilayahnya.
"Terima kasih kepada Ibu Nahdiana dan juga Gliterjak, salah satu komunitas literasi yang aktif di DKI Jakarta. Kami membuka diri untuk berkolaborasi dengan berbagai komunitas, karena jika kami bekerja sendiri, tentu tidak mungkin. Kerja bersama inilah yang kita harapkan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya peningkatan kualitas dalam setiap kegiatan literasi yang diselenggarakan.
"Harapan ke depan bukan hanya terkait dengan kuantitas kegiatan, tetapi juga kualitasnya. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berkembang dengan berbagai program dan pendekatan yang lebih kreatif," tuturnya.
Diketahui, Festival Literasi Pelajar ini dihadiri sekitar 100 peserta, terdiri dari kepala sekolah, guru, dan siswa dari berbagai sekolah di DKI Jakarta. Seluruh kegiatan Gliterjak, termasuk festival literasi tahun ini, diselenggarakan tanpa pungutan biaya bagi peserta maupun anggota komunitas. (H-2)