ARTICLE AD BOX

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky berharap keberhasilan kesepakatan damai di Timur Tengah dapat menjadi dorongan baru untuk mengakhiri perang yang berkecamuk di negaranya sejak tiga setengah tahun terakhir.
Hal itu dia sampaikan sesaat setelah tiba di Amerika Serikat pada Kamis (16/10) waktu setempat untuk melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pejabat pertahanan.
“Besok dijadwalkan pertemuan dengan Presiden (Donald) Trump dan kami berharap momentum pengendalian teror dan perang yang berhasil di Timur Tengah dapat membantu mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina,” ucap Zelensky.
Zelensky menegaskan keyakinannya atas kekuatan dan keadilan pada akhirnya akan berpihak kepada negaranya.
Dalam pertemuan dengan Trump di Washington, Zelensky berencana membahas kemungkinan pasokan rudal jarak jauh Tomahawk buatan Amerika Serikat. Rudal tersebut memiliki jangkauan hingga 1.600 km yang berarti dapat menjangkau wilayah Moskow jika diluncurkan dari Ukraina.
Menurut Zelensky, ancaman kemungkinan pengiriman rudal tersebut sudah cukup membuat Rusia mulai melunak dan membuka kembali ruang dialog. Pihaknya juga akan bertemu dengan sejumlah perusahaan pertahanan AS untuk membicarakan tambahan sistem pertahanan udara.
“Kami sudah bisa melihat bahwa Moskow bergegas melanjutkan dialog begitu mendengar soal Tomahawk,” kata dia.
Kunjungan Zelensky ke Washington dilakukan beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin secara mendadak menghubungi Presiden Trump. Dalam pembicaraan itu, Putin memperingatkan pengiriman rudal Tomahawk untuk Ukraina bisa mengancam upaya perdamaian yang sedang diupayakan kedua pihak.
Trump dan Putin kemudian sepakat untuk menggelar pertemuan lanjutan yang disebut-sebut akan berlangsung di Budapest, Hongaria.
Upaya diplomasi untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina memang belum menunjukkan hasil berarti. Pertemuan antara kedua pemimpin di Alaska pada Agustus lalu tidak menghasilkan terobosan apa pun dalam meredakan ketegangan.
Ketika jalur diplomatik berjalan lambat, situasi di medan perang kian memburuk. Rusia kembali melancarkan serangan udara terhadap infrastruktur energi dan transportasi Ukraina. Akibat serangan tersebut, pemerintah di Kyiv terpaksa memberlakukan pemadaman listrik bergilir nasional selama dua hari berturut-turut di tengah musim dingin, ketika suhu malam bisa turun hingga nol derajat.
Intensitas serangan Moskow terhadap jaringan energi dan jalur logistik Ukraina juga meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir. (AFP/I-3)